Cockatoocourse.com – Pernah dengar tentang Hangul Day atau Hari Hangeul? Kalau kamu suka hal-hal berbau Korea entah itu K-pop, K-drama, atau bahasa Koreanya, hari ini wajib kamu tahu! Setiap tanggal 9 Oktober, masyarakat Korea Selatan merayakan lahirnya aksara kebanggaan mereka: Hangul (한글). Tapi tahukah kamu kalau sejarahnya panjang banget dan penuh makna? Yuk, bahas bareng!

Hangul pertama kali diciptakan oleh Raja Sejong yang Agung pada tahun 1443, di masa Dinasti Joseon. Waktu itu, rakyat Korea menggunakan karakter Tionghoa (Hanja) untuk menulis. Masalahnya, huruf-huruf itu sulit dipelajari dan hanya kalangan bangsawan yang bisa membacanya. Akibatnya, banyak rakyat biasa yang buta huruf.
Melihat kondisi ini, Raja Sejong bertekad menciptakan aksara yang mudah dipelajari oleh semua orang, tanpa memandang status sosial. Maka lahirlah Hunminjeongeum (훈민정음), yang berarti “suara yang benar untuk mengajar rakyat.” Nama ini juga jadi dasar dari sistem penulisan Hangul yang kita kenal sekarang.
Hangul Day pertama kali dirayakan pada 1920-an, saat Korea masih dijajah Jepang. Waktu itu, perayaannya dianggap bentuk protes budaya terhadap upaya penjajahan yang ingin menghapus identitas nasional.
Setelah Korea merdeka pada 1945, pemerintah resmi menetapkan 9 Oktober sebagai Hari Hangul Nasional pada tahun 1949. Walaupun sempat dihapus dari kalender libur nasional pada 1990, akhirnya pada 2013, Hangul Day kembali diakui sebagai hari libur nasional penuh makna.
Salah satu hal keren dari Hangul adalah desain hurufnya yang logis dan ilmiah.
Ada 19 konsonan dan 21 vokal, tapi semuanya bisa dikombinasikan menjadi ribuan suku kata.
Bentuk hurufnya menggambarkan posisi lidah dan mulut saat diucapkan. Misalnya:
ㄱ melambangkan suara “g/k” (bentuk lidah menyentuh langit-langit mulut),
ㄴ untuk “n”,
ㅁ untuk “m”, dan seterusnya.
Tiga vokal utama (ㆍ, ㅡ, ㅣ) bahkan melambangkan langit, bumi, dan manusia, terinspirasi dari filosofi Konfusianisme.
Gara-gara sistemnya yang sederhana dan logis, banyak linguist dunia menyebut Hangul sebagai salah satu aksara paling mudah dipelajari di dunia.
Kini, Hangul bukan cuma simbol bahasa, tapi juga kebanggaan nasional Korea. Keberadaannya membuat tingkat melek huruf di Korea Selatan nyaris sempurna, hanya sekitar 1–2% yang masih buta huruf! Bahkan, UNESCO sempat menetapkan dokumen Hunminjeongeum sebagai Warisan Dunia karena kontribusinya dalam literasi global. Dan karena pengaruh K-pop serta drama Korea, banyak orang di seluruh dunia mulai belajar Hangul. Bisa dibilang, Hangul bukan cuma milik Korea lagi—tapi udah jadi bagian dari budaya global.
Hangul Day bukan sekadar hari libur biasa. Ini adalah perayaan tentang identitas, kecerdasan, dan semangat kesetaraan dalam pendidikan. Dari huruf yang diciptakan lebih dari 500 tahun lalu, Hangul berhasil jadi jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan Korea.
Kamu tertarik belajar Hangul juga? Yuk mulai dari sekarang di Cockatoo Course! Dengan memahami Hangul, kamu bukan cuma belajar bahasa Korea tapi juga menyelami sejarah dan budaya yang luar biasa di baliknya.
(SA)