Bendera Jepang punya desain yang sangat sederhana, tapi menyimpan filosofi yang dalam. Nama resminya adalah Nisshōki (日章旗) atau “Bendera Matahari”, meski orang Jepang lebih sering menyebutnya Hinomaru (日の丸) yang berarti “lingkaran matahari”. Bentuknya berupa bidang putih dengan lingkaran merah di tengah. Sekilas terlihat simpel, tapi maknanya erat sekali dengan identitas Jepang sebagai Negeri Matahari Terbit.
Penggunaan bendera matahari ini pertama kali tercatat pada tahun 701 dalam teks sejarah Shoku Nihongi. Kala itu Kaisar Monmu disebut memakai bendera bergambar matahari. Bukti konkret baru ditemukan tahun 1184, lalu desain ini makin populer pada abad ke-19. Bendera Hinomaru akhirnya resmi diakui sebagai bendera nasional Jepang melalui Undang-Undang Bendera dan Lagu Kebangsaan pada 13 Agustus 1999.
Warna putih: melambangkan kejujuran dan integritas, nilai yang sangat dijunjung tinggi masyarakat Jepang.
Lingkaran merah: bukan merah terang, melainkan merah tua (crimson red) yang menggambarkan matahari terbit. Selain itu, lingkaran merah ini juga mewakili ketulusan dan sosok Dewi Amaterasu, dewi matahari dalam mitologi Shinto yang dipercaya sebagai leluhur kaisar Jepang.
Matahari sendiri memang punya peran penting dalam mitologi dan budaya Jepang. Bahkan, Kaisar Jepang sering disebut sebagai “putra matahari”. Tak heran jika simbol matahari dijadikan lambang utama negara ini.


Selain Hinomaru, ada juga Kyokujitsu-ki atau “Bendera Matahari Terbit dengan Sinar”. Bendera ini digunakan oleh militer Jepang di masa perang dan hingga kini masih dipakai dalam konteks tertentu, meski bagi beberapa negara seperti Korea, bendera ini dianggap kontroversial karena asosiasinya dengan penjajahan.
Belajar bahasa dan budaya Jepang bisa bikin kita lebih paham filosofi simbol seperti Hinomaru ini. Di Cockatoo Course, kamu bisa belajar bahasa Jepang dengan pengajar berkualitas, harga terjangkau, dan pilihan belajar online, onsite, atau home visit. Yuk, mulai petualangan belajarmu sekarang!
(SA)
Referensi: